Pendidikan Agama Perlu Bermula Dari Kecil



Pendidikan agama hendaklah bermula di rumah ketika anak-anak masih kecil dan perkara ini mesti ada di setiap rumah orang islam. Didikan tersebut bukan menunggu dari penlajaran di sekolah atau di taman pembelajaran Al Qur’an (kafa dan lain-lain). Namun ianya mesti bermula di rumah, ibu bapa sepatutnya sudah mendidik anak-anak tentang akidah dan cara beribadah yang betul. Kalau ibu bapa tidak dapat mengajar anak-anak, hendaklah anak itu dimasukkan ke sekolah yang Islami sehingga ia sudah mempunyai bekal agama sejak kecil. Setiap ibu bapa tentu sangat meinginkan sekali anak penyejuk mata.
Dalam Al Mawsu’ah Al Fiqhiyyah (13: 11) disebutkan, “Bapak dan ibu serta seorang wali dari anak hendaknya sudah mengajarkan sejak kecil hal-hal yang diperlukan anak ketika ia baligh nanti. Hendaklah anak sudah diajarkan akidah yang benar mengenai keimanan kepada Allah, malaikat, Al Quran, Rasul dan hari akhir. Begitu pula hendaknya anak itu diajarkan ibadah yang benar. Anak semestinya diajarkan untuk paham shalat, puasa, thoharoh (bersuci) dan semacamnya.”
Perintah yang disebutkan di atas adalah pengamalan dari sabda Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini.
Dari Amr bin Syu’aib, dari bapaknya dari kakeknya radhiyallahu ‘anhu, beliau meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مُرُوا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرِ سِنِينَ وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِى الْمَضَاجِعِ

Perintahkan anak-anak kalian untuk mengerjakan solat ketika mereka berumur 7 tahun. Pukul mereka jika tidak mengerjakannya ketika mereka berumur 10 tahun. Pisahkanlah tempat-tempat tidur mereka“. (HR. Abu Daud no. 495. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Kembali dilanjutkan dalam Al Mawsu’ah Al Fiqhiyyah, “Hendaklah anak juga diberitahu akan haramnya zina dan liwad, juga diterangkan mengenai haramnya mencuri, meminum khomar (arak), haramnya dusta, ghibah, maksiat perkara yang seumpamanya itu. Sebagaimana pula diajarkan bahawa jika sudah baligh (dewasa), maka si anak itu akan dibebankan berbagai kewajipan. Dan diajarkan pula tanggungjawab pada anak apabila ia disebut baligh.” (dewasa)
Perintah untuk mendidik anak di sini berdasarkan ayat,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS. At Tahrim: 6). Disebutkan dalam Tafsir Ibnu Katsir (7: 321), ‘Ali mengatakan bahwa yang dimaksud ayat ini adalah, “Beritahukanlah adab dan ajarilah keluargamu.”
Di atas telah disebutkan tentang perintah mengajak anak untuk solat. Di masa para sahabat, mereka juga mendidik anak-anak mereka untuk berpuasa. Mereka sengaja memberikan mainan pada anak-anak supaya sibuk bermain ketika mereka rasakan lapar. Tak tahunya, mereka terus sibuk bermain hingga waktu berbuka (waktu Maghrib) tiba.
Begitu pula dalam rangka mendidik anak, para sahabat dahulu mendahulukan anak-anak untuk menjadi imam ketika mereka telah banyak hafalan Al Quran.
Begitu pula Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendidik ‘Umar bin Abi Salamah adab makan yang benar. Beliau berkata pada ‘Umar,

يَا غُلاَمُ سَمِّ اللَّهَ ، وَكُلْ بِيَمِينِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ

Wahai anak kecil, sebutlah nama Allah (bacalah bismillah) ketika makan. Makanlah dengan tangan kananmu. Makanlah yang ada di dekatmu.” (HR. Bukhari no. 5376 dan Muslim no. 2022).
Praktek dari Ibnu ‘Abbas, ia sampai-sampai mengikat kaki muridnya yang masih belia yaitu ‘Ikrimah supaya muridnya tersebut boleh dengan mudah menghafal Al Quran dan hadis. Lihat bahasan ini di Fiqh Tarbiyatil Abna’ karya Syaikh Musthofa Al ‘Adawi, hal. 86-87.
Semoga Allah menganugerahi kepada anak-anak kita sebagai penyejuk mata bagi orang tua. Mudah-mudahkan kita diberi taufik untuk mendidik mereka menjadi generasi yang lebih baik.
Hanya Allah yang memberi hidayah dan kemudahan.

( Wallaahu ta’ala ‘alam )

Ulasan

Catatan Popular