Adab Pelajar Ilmu Agama



Seorang pelajar ilmu agama hendaknya memiliki etika dan adab dalam mencari ilmu agar ilmu tersebut menjadi bermanfaat dan membawa berkah bukan justru menhhujatnya dihari kiamat.

Adapun 13 perkara dalam mencari ilmu sehingga dapat menuai keberkatan iaitu :

1. IKHLAS KARENA ALLAH

Hal utama yang harus dimiliki oleh seorang pencari ilmu adalah ikhlas karena Allah SUBHANAHU WA TA’ALA dalam berbicara dan beramal.

Rasullulah shallallahu ‘alaihi wa sallam, menjelaskan bahwa diterimanya amal sholeh tergantung pada niat dan keikhlasan dalam tujuan. Jadi, apabila seorang pelajar agama yang ikhlas kerana Allah, ia pasti meraih pahala yang besar dan selalu diberkati dalam usahanya.

Imam Al-Ghazali berkata “ Beberapa malam telah kau hidupkan dengan mengulang-ulang belajar dan menelaah berbagai buku, dan beberapa malam kau haramkan dirimu untuk tidur. Aku tidak tahu apa motivasi yang mendorong mu berbuat itu?. Jika niatmu untuk mencari harta duniawi, menarik serpihannya, dan memperoleh kedudukan, lalu berbangga diri dihadapan kawan-kawan dan orang-orang sesamamu, maka celakalah engkau. Celakalah engkau ..!

Namun, jika maksudmu adalah demi menghidupkan syariat nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menyucikan akhlakmu, serta mengalahkan jiwamu yang selalu memrintahkan kejahatan, maka beruntunglah engkau. Beruntunglah engau..!
2. AMALKAN ILMU JAUHI MAKSIAT


Dari Malik bin Dinar Rahimahullah, ia berkata: “seseorang yang berilmu namun tidak mengamalkannya, maka nasihatnya selalunya bukan dari hati, seperti titisan air meleset dari batu yang licin”.

Banyak dalil dari kitab dan sunnah juga pandangan ulama tentang mengamalkan ilmu dan peringatan terhadap ilmu tanpa amal, sekaligus ucapan yang tak disertai dengan perbuatan (Q.S.As-Shaff/61: 2-3) dan (Q.S Al-Baqarah/2:44).

Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang pengaruhnya dapat dilihat oleh orang lain dalam diri si empunya ilmu, sebagai cahaya di wajahnya dan rasa takut kepada Allah dalam hatinya, istiqomah dalam tingkah lakunya, jujur kepada Allah dan kepada sesama manusia dan kepada dirinya sendiri. Serta ilmu itu disertai amal dan itulah ilmu yang tak terputus. Sebuah hadis berbunyi “ Apabila mati anak adam terputuslah amalnya keculai 3 perkara, yaitu : shodaqah jariah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak yang sholeh”.

Seorang pelajar harus berjuang melawan dirinya sendiri dengan meninggalkan maksiat, untuk menolongnya mendapatkan keberkahan ilmu dan cahayanya. Kerana maksiat adalah kegegelapan dalam hati., dan hati yang gelap tidak memiliki tempat untuk cahaya ilmu didalamnya, kecuali dengan bertaubat dan bersikap jujur bersama Allah SUBHANAHU WA TA’ALA.

Oleh sebab itu, pencari ilmu harus menjaga keadaan dirinya, sentiasa melakukan intropeksi diri dan memohon keampunan ketika terfikir hendak melakukan maksiat. Selain itu, ia harus berhatimu-hati terhadap tipu daya nafsu dan bisikan syaitan.

3. TAWADHUK

Allah memerintahkan rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk bersikap tawadhuk, merendahkan hati dan berlemah lembut. “ Dan rendakanlah hatimu bagi orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman (QS. Asy-Syuara/26:215).

Dari Mujahid rahimahullah, ia berkata, “ Tidak akan boleh belajar seorang pemalu dan seorang yang sombong ”. Dari Fudhail bin Iya’ah rahimahullah, ia berkata. “Sesungguhnya Allah Subhanahu wa ta’ala mencintai orang pandai yang tawadhuk dan membeci orang pandai yang sombong. Barang siapa bertawadhuk karena Allah niscaya Allah wariskan kepadanya Ilmu hikmah.

Dari Masna rahimahullah, ia berkata : “cukuplah seseorang disebut berilmu dengan takut kepada Allah dan disebut bodoh kerana bangga dengan ilmunya.


4. HORMATILAH ULAMA DAN MAJLIS ILMU

Diam dan Dengarkanlah !

Apabila penuntut ilmu mendengar dari gurunya sebuah hadist atau suatu masalah yang sudah ia ketahui, seharusnya ia tidak berbicara dalam perkara tersebut, akan tetapi diamlah dan dengarkanlah.


Jangan Banyak Berdebat

Rasulullah memperingatkan kita agar menjahui debat, jika tak dilakukan dengan lebih baik, sebagaimana sabda-nya : “ Tidaklah suatu kaum tersesat setelah meraih hidayah kecuali kerana mereka suka berdebat“.

Imam Malik rahimahullah berkata “ Berdebat tentang ilmu membuat hati menjadi besar menjadi besar dan memancing caci-maki “.

Jangan Banyak Bertanya 

Bertanya adalah kunci ilmu. Akan tetapi bertanya hanya untuk tujuan mendapatkan pengetahuan dan pemahaman sekalgus mendapatkan kebenaran.

Imam Ghazali berkata :

Barangsiapa melontarkan pertanyaan dan sanggahan dengan perasaan hasad dan benci, maka meskipun setiap kali kamu jawab dengan jawabaan terbaik, terbenar, dan terjelas pun tidak menambahkan kepadanya selain kebencian dan permusuhan. Kerana itu, janganlah kamu  menjawabnya”.

Hasan bin Ali berkata kepada putranya, “Hai anakku, jika kamu bergaul dengan ulama, maka jadilah kamu orang yang lebih suka mendengarkan dengan baik dan janganlah kamu memutuskan pembicaraan seseorang meskipun ia berbicara panjang, sehingga ia berhenti berbicara”.

5. BERSABAR

Perbuatan taat yang lebih memerlukan kesabaran adalah mencari ilmu untuk meraih ilmu untuk meraih ridha Allah Subhanahu wa ta’ala, lebih-lebih kerana jiwa cenderung kepada perilaku santai dan bersifat malas.

Usaha mencari ilmu memerlukankan pengorbanan besar, bersusah payah, sedikit tidur, meninggalkan kenikmatan dunia, mendatangani para ulama, belajar ulang, berfikkir, mengikuti pelajaran dan sebagainya.

Al-Hafizh Ibnu Abdil Barr meriwayatkan dari Yahya bin Abi Katsir, bahwa ia berkata :

“ Aku mendengar ayah berkata : Ilmu tidak boleh diraih dengan hanya bersantai”.

Said bin Jubair rahimahullah berkata, “seseorang tetap menjadi orang berilmu selama ia tetap belajar. Jika ia meninggalkan belajar dan mengira bahwa dirinya sudah cukup dengan apa yang dimiliki, maka ketika itulah ia menjadi orang bodoh”.


6. TERUSLAH MENCARI
- Bertanya adalah kunci ilmu. Bertambahnya ilmu dengan berusaha mencari dan diraihnya ilmu dengan bertanya. Ilmu diperoleh dengan lisan yang pandai bertanya dan hati yang selalu berfikir dan berdzikir.

- Berusaha mendapatkan ilmu. Seorang penyair berkata: “Sebaik-baik penghibur dan teman adalah buku”. Seperti hadist yang berbunyi “Saudaraku, takkan kau capai ilmu kecuali dengan 6 hal, kan ku beritahu kepadamu rinciannya dengan jelas : Cerdas, bersemangat, bersungguh-sungguh, bekal materi, bersama guru, dan waktu yang panjang”.


Al-Khatib Al-Baghdadi meriwayatkan dari Al-Junaid bahwa ia berkata : “ Tak seorang pun yang mencari sesuatu dengan sungguh-sungguh dan jujur kecuali ia pasti mendapatkannya. Kalau pun tidak meraih semuanya, maka sebagiannya.

7. JUJUR DAN AMANAH

Ada beberapa masalah yng harus dtegaskan agar pelajar agama tidak terjerumus dalam pengkhianatan dan kebohongan.

- Bersungguh dan Perhatikan ketika Menerima Ilmu : Dalam hal ini pelajar diharapkan memiliki sifat amanah dalam mencari ilmu agar benar-benar jujur dalam mencari ilmu.

- Kembali kepada kebenaran ketika salah : Jika menyampaikan suatu pendapat kemudian disanggah oleh orang yang lebih tinggi ilmunya, atau sejajar, atau dibawahnya, sehingga ia tahu bahwa pendapatnya salah dan yang benar adalah pendapat sahabatnya, maka ia menarik kembali pendapatnya dan berterima kasih kepada sahabatnya.

- Menjauhi kecurangan dalam ujian dan karya ilmiah.

Pelajar yang amanah memiliki kedudukan terhormat dan tinggi, sehingga banyak orang mengambil manfaat dari ilmunya, bahkan jumlah orang yang mengambil manfaat darinya semakin banyak.

8. SEBARKAN DAN AJARKAN

Dhahak bin Muzahim rahimahullah berkta : “ Pintu pertama ilmu adalah diam, yang ke-2 mendengarkannya, yang ke-3 mengamalkannya dan yang ke-4 menyebarkan dan mengajarkannya”.

Abdullah bin Mubarak rahimatulah berkata, “orang yang bakhil akan terkena tiga musibah” :

- ia mati kemudian ilmunya hilang.
- ia melupakannya
- ia menjadi hamba pada pemerintah


9. ZUHUD TERHADAP DUNIA

Zuhud bukan berarti meninggalkan dunia, menjauhi apa yang ada di dalamnya, menjauhi manusia dan memakai pakaian yang kasar, compang-camping. Melainkan mengambil dari dunia segala sesuatu yang mendukung untuk taat kepada Tuhan, menjadikan dunia, harta dan perhiasan hanya ditanganmu saja bukan di hatimu dan menjadikan usahamu dalam dunia untuk membantu ketaatan di akhirat.

Allah tidak menjadikan 2 hati dalam rongga dada manusia. Oleh karena itu tidak akan bertemu dalam hati seorang muslim, yaitu dalam 2 hal :
1. Semangat mencari ilmu dan mencintainya
2. Semangat memburu dunia serta memperebutkan kesenangannya

10. MENJAGA DAN MEMANFAATKAN WAKTU

Ada 2 nikmat yang banyak orang melalikannya : kesihatan dan kesempatan

Pepatah mengatakan :

Ilmu tak akan pernah memberimu sebagiannya sampai engkau memberikan seluruh jiwamu, kepadaNya”.

A. Memanfaatkan Masa Muda

Belajar diwaktu muda dengan pikiran yang sempurna dan otak yang segar membuat hafalan lebih mudah melekat dengan kuat.

B. Jangan Suka Menunda-Nunda

Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata, “jauhilah sikap suka menunda-nunda (taswif), sebab engkau hidup dihari ini bukan dihari esok. Jika esok masih ada, bersikaplah seperti hari ini.

C. Waktu – Waktu Luang dan fikiran yang jernih

Waktu pagi adalah waktu yang baik untuk belajar kerana pada waktu itu, keadaan kita dalam keadaan yang segar, fikiran masih jernih dan tubuh masih segar.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Waktu utama adalah waktu sahur (menjelang subuh), sebab merupakan waktu istijabah (pengabulan doa) dan waktu turunnya rahmat”.

Dari Ismail bin Uwais, ia berkata : “Jika engaku ingin menghafal sesuatu, maka tidurlah. Lalu bangunlah menjelang subuh, nyalakan lampu dan perhatikan tulisan niscaya engaku tidak melupakannya. Insya Allah”.

Sebaik-baik waktu adalah waktu sebelum subuh/ketika zuhur), pertengahan siang, waktu petang sebelum Isya. Menghafal dimalam hari lebih baik dari pada menghafal di siang hari.

Imam Ibnu Jamaah rahimahullah berkata, “Janganlah belajar ketika lapar, haus, sedih, marah, mengantuk dan stress. Jangan pula belajar dalam keadaan sangat sejuk dan panas yang sangat menyengat, akan menyebabkan tergganggu”.

Jangan Lupa Berdoa : “Ya Allah berkatilah umurmu dan jadikanlah umur itu penuh kebahagian kerana ketaatan kepada Mu”.

11. KAJILAH ILMU BERULANG-ULANG


Dari Az-Zuhri berkata : “ Yang boleh menghilangkan ilmu itu hanya lupa dan tidak mengulang (mudzakarah)”.

Dari Abu Abdillah Ja’far bin Muhammad bahwa ia berkata : “Hati itu laksana tanah, ilmu adalah tanamannya dan mudzakarah adalah airnya, ketika siraman air terputus dari tanah, maka keringlah tanamannya”.

12. SOPAN DAN MEMILIKI RASA MALU

Al- Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyah berkata, “ Orang yang berilmu dan ahli berfatwa, tidak ada sesuatu yang lebih ia memerlukan dari sikap santun, tenang dan sopan. Itulah kelambu bagi ilmunya dan perhiasannya. apabila ia kehilangn itu, maka ilmunya seperti badan yang telanjang tanpa pakaian.

Sopan dan punya rasa malu adalah sifat yang harus dimiliki oelh setiap pelajar, agar berbeza dari teman-teman dan para tetangganya. Kerana itu, seorang pelajar tidak boleh bersenda gurau yang melampau bersama mereka , dan tidak menyibukkab diri denga urusan remeh sebab hal itu akan menghilangkan kemuliaan dan kedudukannya.

“ Sesungguhnya Allah mencintai perkara-perkara yang luhur dan mulia dan membenci perbuatan yang hina “. Imam Malik berkata, orang yang mencari ilmu harus memiliki sifat sopan, takut kepada Allah dan menelusuri jejak orang-orang sebelumnya.
Banyak bercanda dan tertawa akan menurunkan wibawa dan menghilangkan muni’ah (harga diri).

13. BERSAHABAT DENGAN ORANG SALEH

Seseorang tergantung kepada agama teman akrabnya, kerana itu, hendaklah seseorang memperhatikan siapakah yang akan dijadikan teman akrab”.

Sahabat merupakan penarik kalau ia saleh maka ia akan membawamu kepada kebaikan, namun kalau tidak baik maka ia akan merosakkan agama dan duniamu, serta menyibukkanmu dengan urusan dunia, sehingga engkau terhalang dari belajar, berprestasi dan ilmu yang bermanfaat.


Ali bin Abu Thabib r.a, berkata, janganlah bergaul dengan orang yang bodoh jauhkan dirimu darinya dan dia darimu. kerana ramai bijak pandai yang binasa disebabkan bergaul dengan orang bodoh. Seseorang dinilai dari sahabatnya sebab seseorang sama dengan sahabatnya

Ulasan

Catatan Popular